Jakarta, TopBusiness – Sebagai salah satu salah satu produsen pupuk urea dan NPK terbesar di Asia, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) terus melakukan inovasi untuk bisa mencatatkan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Inovasi yang dimaksud diantaranya adalah dengan menjalankan inisiatif program CSR (Corporate Social Responsibility) dan ESG (Environmental, Social, and Governance/Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola).
Melalui kedua inisiatif tersebut, Pupuk Kaltim juga bertekad untuk mewujudkan Industri Hijau, dimana perusahaan selalu memastikan bahwa aktifitas industri yang dilakukan selalu memperhatikan aspek lingkungan sekitar.
Vice President (VP) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pupuk Kaltim Sugeng Suedi mengatakan bahwa Pupuk Kaltim berkomitmen selalu memperhatikan seluruh proses bisnis sesuai dengan aspek tata kelola lingkungan secara terus menerus, serta meningkatkan kontribusi pemberdayaan masyarakat di berbagai bidang melalui berbagai inisiatif CSR dan ESG.
“Pupuk Kaltim sendiri sudah sejak lama menerapkan praktik ESG di seluruh lini bisnis dan operasional perusahaan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga hasil akhir, semuanya dievaluasi secara detail dan menyeluruh dengan parameter ESG,” kata Sugeng Suedi dalam wawancara Penjurian TOP CSR Awards 2024 yang diselenggarakan Majalah Top Business secara daring pada Senin 29 April 2024.
Hingga kini, PKT masih gencar dalam mengupayakan penurunan emisi karbon melalui beberapa tindakan, di antaranya pengembangan komoditas ramah lingkungan amonia hijau dan soda abu, program pemberdayaan hutan community forest, serta penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Langkah lainnya yang dilakukan Pupuk Kaltim yaitu penggunaan kendaraan listrik untuk operasional pabrik, serta eksplorasi terus-menerus untuk mengoptimalisasi pemanfaatan sumber-sumber energi terbarukan secara masif dan menyeluruh.
Dalam upaya mewujudkan transformasi hijau industri, berbagai inisiatif telah diterapkan oleh Pupuk Kaltim melalui baik di lini operasional perusahaan maupun di level masyarakat dan lingkungan secara langsung. Sejalan dengan hal itu, Pupuk Kaltim juga memiliki komitmen untuk mengabdi kepada kesejahteraan masyarakat dan melahirkan berbagai inovasi yang tetap membawa Pupuk Kaltim menjadi pelopor transformasi hijau industri pupuk dan petrokimia di Indonesia.
Pupuk Kaltim sendiri sudah mencanangkan roadmap dekarbonisasi untuk mencapai target penurunan sebesar 32 persen pada tahun 2030, sejalan dengan target Net Zero Emission pada tahun 2060 yang dicanangkan oleh pemerintah.
Melalui roadmap dekarbonisasi yang telah dirancang, program-program inovasi ESG yang digagas oleh Pupuk Kaltim telah berhasil memberikan dampak positif terhadap masyarakat maupun lingkungan. Berbagai inisiatif ESG ini pun terbagi menjadi dua etape.
Etape pertama berfokus dalam menerapkan konsep sirkuler ekonomi dan offset carbon melalui berbagai kegiatan, seperti penanaman pohon (Community Forest), penggunaan sepeda dan motor listrik untuk operasional perusahaan, revamping pabrik, hingga penggunaan PLTS Atap di area operasional perusahaan.
Dilanjutkan dengan etape kedua, yaitu melakukan low carbon sourcing dan carbon capture storage yang dikemas dalam pengembangan teknologi dan inovasi untuk eksplorasi sumber energi terbarukan, salah satunya clean ammonia.
Transisi menuju energi bersih dan terbarukan ini memang menjadi salah satu agenda utama dalam pengembangan bisnis Pupuk Kaltim kedepannya. Kunci masa depan energi terletak pada inovasi dan teknologi untuk bisa menghadirkan energi yang lebih rendah emisi. Karena untuk menuju industri yang less carbon, tentu diperlukan bahan bakar transisi yang lebih ramah lingkungan, salah satunya amonia, yang saat ini dipergunakan Pupuk Kaltim sebagai bahan baku utama pembuatan pupuk urea.
Amonia ini pula yang diprediksi menjadi alternatif bahan bakar masa depan yang lebih ramah lingkungan. Dan salah satu opsi yang tengah dijajaki Pupuk Kaltim adalah pengembangan teknologi clean ammonia.
Pertengahan tahun 2023, Pupuk Kaltim bersama Copenhagen Atomics, Topsoe, Alfa Laval, dan Aalborg CSP telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk mengkaji rancangan pembangunan fasilitas produksi clean ammonia berkapasitas sebesar 1 juta ton per tahun. Ini adalah langkah awal yang baik untuk cita-cita Pupuk Kaltim menjadi perusahaan yang menjalankan bisnis berkelanjutan dan bermanfaat bagi lingkungan hidup.
Selain itu, PKT juga menjadi perusahaan pertama di Asia Tenggara yang mempublikasikan sertifikat produk ramah lingkungan dari EPD Southeast Asia dan melakukan berbagai kegiatan untuk pengembangan keanekaragaman hayati, termasuk pembibitan tanaman langka khas Kalimantan dan reintroduksi anggrek hitam serta penanaman mangrove hingga rehabilitasi karang.
Pada program Community Development, PKT melakukan program pemberdayaan kelompok masyarakat, seperti program Konservasi serta Diversifikasi Mangrove dan Budi Daya Kepiting, pembuatan produk growth promotor kitosan cair dari limbah cangkang rajungan, dan penurunan terumbu buatan dengan memberdayakan kelompok nelayan di sekitar perusahaan.
Kemudian, melalui program pemberdayaan kelompok nelayan di sekitar perusahaan, Pupuk Kaltim telah menurunkan 4.822 terumbu buatan dalam upayanya untuk menjaga keanekaragaman hayati. Hasilnya, terdapat 38 genus karang yang tumbuh di seluruh area rehabilitasi Pupuk Kaltim, termasuk soft coral dan hard coral yang tumbuh dengan pertumbuhan yang relatif normal.
Editor: Nurdian