Jakarta, TopBusiness – PT Bukit Pembangkit Innovative (BPI) untuk pertama kalinya terpilih menjadi perusahaan finalis ajang TOP GRC Awards 2024. Pada Rabu (7/8/2024), manajemen perusahaan pembangkit energi listrik ini mengikuti sesi presentasi penjurian TOP GRC Awards 2024 yang dilakukan secara daring.
Hadir dalam sesi presentasi ini antara lain Direktur Utama BPI Wibisono, Direktur Produksi dan Niaga BPI Marihot Oktavianus Hutapea, Direktur Keuangan dan Umum BPI Erni Cik Ernawati, EVP Perencanaan & Pengembangan Usaha Mochammad Ismail Marzuki, EVP SPI Rizal Andrian, serta Manager Legal Okky Prasetyo.
Dalam presentasinya, Direktur Utama PBI Wibisono menyampaikan bahwa PT BPI merupakan perusahaan konsorsium dari tiga perusahaan, yaitu PT BukitAsam Tbk (kepemilikan saham 59,75 persen), PLN Nusantara Power (29,15 persen), dan PT Navigat Innovative Indonesia (11,10 persen).
Perseroan saat ini mengelola Pembangkit ListrikTenaga Uap (PLTU) Banjarsari berkapasitas 2×135 MW yang berlokasi di Desa Sirah Pulau dan Desa Gunung Kembang, Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat,Sumatera Selatan.
“Visi BPI adalah menjadi produsen listrik swasta (IPP) nasional terbaik yang aman, handal, efisien dan ramah lingkungan,” ujar Wibisono.
Kinerja operasional PT PBI, khususnya PLTU Banjarsari terus menunjukkan kinerja operasional yang cukup baik. Dari sisi operational hour pada 2023 ada penurunan sedikit dari 7.187 jam pada 2022 menjadi 7.089 jam. Ini terjadi karena adanya perbaikan-perbaikan. Meski demikian, produksi gross listrik pada 2023 mengalami kenaikan dari 1,67 miliar KWh pada 2022 menjadi 1,68 miliar KWh.
Sedangkan untuk penjualan energi listrik ke PLN pada 2023 mencapai 1,495 miliar KWh, sedikit turun dibandingkan 2022 sebesar 1,497 miliar KWh. Untuk penggunaan batubara berkurang dari 995 ribu ton pada 2022 menjadi 910 ribu ton pada 2023.
Untuk kinerja keuangan, total aset BPI pada 2023 mencapai US$ 344 juta, lebih rendah ketimbang 2022 sebesar US$ 352 juta. Pendapatan BPI juga terkoreksi menjadi US$69,28 juta, dibandingkan US$ 71,53 juta pada 2022. Demikian pula laba tahun berjalan BPI pada 2023 mencapai US$ 13,9 juta, dibandingkan US$ 31,23 juta pada 2022.
“BPI sebagai perusahaan Independent Power Producer yang mengoperasikan PLTU Banjarsari, saat ini memiliki kinerja yang baik. Posisi perusahaan saat ini yang memiliki beberapa kompetensi unggul turut mendorong perusahaan dapat beroperasi dengan baik dan memiliki value lebih dibandingkan kompetitornya,” tuturnya.
Penerapan ESG dan GRC
Kepada dewan juri, Wibisono juga menyatakan bahwa manajemen BPI berkomitmen tinggi pada sustainable business yang dikatikan dengan ESG (Environmental, Social, dan Governance) dan GRC (Governance, Risk & Compliane Management).
“Sebagai pembangkit listrik yang ramah lingkungan dengan dengan teknologi CFB, BPI terus berkomitmen untuk terus mereduksi emisi karbon yang dihasilkan oleh PLTU Banjarsari. Selain itu, BPI terus berinovasi dalam pengoperasian pembangkit yang ramah lingkungan,” tuturnya.
Dari sisi sosial, kata Wibisono, perseroan berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar dengan memberdayakan ekonomi lokal, menyediakan lapangan kerja, dan berkontribusi pada infrastruktur sosial seperti pendidikan dan kesehatan.
Secara tata kelola, lanjut dia, kegiatan operasional BPI dilakukan dan dilaporkan secara berkala kepada direksi dan pihak terkait mengenai kinerja tata kelola, risiko, dan kepatuhan. BPI juga melakukan proses audit oleh Unit Audit Internal dengan tujuan untuk memitigasi risiko yang mungkin terjadi.
“BPI memiliki pedoman manajemen risiko yang mengacu pada 31000:2018 Risk Management Guideline,” tuturnya.
Sistem dan infrastruktur GRC di BPI sudah cukup lengkap dengan adanya komite-komite pendukung di bawah dewan komisaris maupun direksi. Di bawah dewan komisaris, BPI memiliki Komite Audit dan Komite Risiko Usaha. Sedangkan di bawah direksi ada Satuan Pengawas Internal, Sekretaris Perusahaan, Perencanaan dan Pengembangan Usaha, Hukum dan Perizinan, serta Manajemen Risiko dan Sistem Manajemen. BPI juga melakukan audit eksternal.
Tata kelola manajemen risiko di PT BPI juga sudah mengadopsi konsep pertahanan tiga lini (three lines of defence).
Manajemen BPI juga memberikan dukungan teknologi informasi dalam bisnis dan GRC antara lain dengan mengimplementasikan COSWIN 8i. Ini merupakan Computerized Maintenance Management System (CMMS) yang digunakan untuk merencanakan, mengendalikan, dan melaksanakan aktivitas dalam bidang supply chain, operasional, dan pemeliharaan.
BPI juga mengimplementasikan SIAP atau Sistem Informasi Akuntansi Pembangkit yang dirancang untuk mengelola data akuntansi dan keuangan dalam lingkungan pembangkit listrik.
Aplikasi lainnya adalah SUNFISH yang merupakan Solusi Software as a Service (SaaS) untuk Sistem Manajemen SDM yang mencakup berbagai aspek, seperti penggajian, absensi, lembur, data karyawan, penilaian kinerja (KPI), reimbursement, dan pengelolaan anggaran SDM.
Selanjutnya ada Informasi Sistem Monitoring Anggaran atau ISMA yang digunakan untuk memonitoring anggaran dalam kegiatan pengadaan secara end-to-end, mulai dari tahap usulan, proses pengadaan, hingga penerimaan barang/jasa.
Terkait GRC, BPI menggunakan aplikasi web basis yang digunakan oleh BPI dalam memonitor dan melakukan tindak lanjut arahan-arahan Dewan Komisaris termasuk rapat-rapat lainnya dan dapat dipantau langsung oleh pihak-pihak berkepentingan di BPI.
Berkat komitmen perusahaan pada ESG dan GRC, BPI pada periode 2022-2023 mendapatkan penghargaan Proper Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.