Jakarta, TopBusiness – PT Suntory Garuda Beverage (SGB) merupakan salah satu perusahaan minuman ringan terbesar di Indonesia. SGB juga perusahaan joint venture antara Grup Santory dan PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (Garudafood). Grup Suntory sendiri adalah perusahaan multinasional dan pemimpin industri minuman di dunia yang berkantor pusat di Tokyo, Jepang.
SGB memproduksi beragam produk minuman, mulai dari minuman jelly Okky, teh siap minum Mountea, teh botol MYTEA, serta minuman Good Mood.
Dalam kegiatan operasional perusahaan, SGB sangat memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Ini sesuai dengan filosofi perusahaan yakni Mizu To Ikiru, sebuah istillah Jepang yang berarti Hidup Terinspirasi dari Berkah Air. Filosofi ini juga menjadi acuan dalam kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR dari PT SGB.
Hal itu terungkap dalam sesi Presentasi dan Wawancara Penjurian TOP CSR Awards 2022 yang dilakukan secara virtual dengan menghadirkan finalis dari PT PT Suntory Garuda Beverage (SGB), Senin (14/2/2022). Perwakilan yang hadir dari PT SGB adalah Evelyn Indriani (Head of Corporate Relation and Communication), Renny Puspitasari (CSR and Sustainability Manager), dan Miftachul Arifin (Head of Technical Support).
“Prinsip dasar pembangunan berkelanjutan adalah memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan. Hal ini sangat sejalan dengan visi dan misi Suntory untuk senantiasa memberikan dampak baik kepada lingkungan dan masyarakat, serta menciptakan keharmonisan antara keduanya,” kata Evelyn dalam presentasinya yang juga mengambil judul Mizu To Ikiru.
Program CSR Unggulan
Salah satu program CSR unggulan SGB adalah Mizuiku atau Aku Cinta Air Bersih. Ini merupakan program berkelanjutan dari Suntory Jepang untuk mempromosikan kesadaran dan pentingnya air bersih kepada anak-anak agar mereka dapat menjadi agen-agen perubahan dalam usaha pelestarian air bersih.
Menurut Evelyn, Mizuiku diawali pada 2004 di Jepang dan diimplementasikan oleh SGB di Indonesia pada pertengahan tahun 2019. Mizuiku terdiri atas empat fokus pembelajaran utama yaitu Memahami daur air dan cara menjaganya; Mengatasi pencemaran air; Mengkonservasi air melalui penanaman pohon; dan Menjaga air tetap bersih dengan memilah sampah.
Ada beberapa keunggulan dan manfaat dari Program Mizuiku ini antara lain selaras dengan program Adiwiyata dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI. Program ini dikemas menarik dengan video animasi, permainan, dan percobaan sederhana. “Program Mizuiku meliputi kelas dan festival bagi anak serta Train of Trainer bagi guru dan kepsek. Sejak 2019, tercatat ada lebih dari 12.300 anak dan lebih dari 1.900 guru yang mengikuti program ini,” kata Evelyn.
Dalam program Mizuiku ini, SGB bersinergi dengan Kemendikbud RI untuk membuat Buku Panduan Guru pertama bagi pelestarian air bersih. Pada masa pandemi covid-19, Program Mizuiku dikembangkan ke format daring untuk mendukung Pembelajaran Jarak Jauh, termasuk video animasi, lembar kerja siswa, dan papan permainan.
“Kami juga memanfaatkan platform digital dengan membuat aplikasi Mizu Adventure yang sudah berstatus Teacher’s Approved serta situs khusus Mizu Town,” tuturnya.
SGB juga bekerja sama dengan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) untuk menggandeng mahasiswa dan dosen sebagai fasilitator. Pihaknya melatih karyawan untuk turut menjadi fasilitator dengan panggilan Sobat Mizu.
Program ini diikuti pula dengan upaya nyata dalam bentuk dukungan bagi proyek penghematan air di sekolah dan greenhouse di sekolah. Salah satu dampak positif dari Program Muzuiku ini adalah adanya penghematan penggunaan air di sekolah lebih dari 5.500 liter setiap bulannya.
Untuk mendukung bisnis di masa pandemi covid-19 dan kenormalan baru, SGB melakukan pemetaan ulang secara internal dan eksternal terutama pada area dan program yang terdampak pandemi. “Berbasis pemetaan, kami mengkaji program yang dapat dilakukan dan partner sinergi untuk memberikan dukungan berkelanjutan di masa pandemi,” tutur Evelyn
Ada beberap Program CSR unggulan SGB di masa pandemi covid-19 dan kenormalan baru. Pertama adalah Program Motorist bagi ibu rumah tangga (IRT). Edukasi dan insentif yang diberikan memberikan dampak ekonomi bagi IRT yang ingin membantu ekonomi keluarga di masa pandemi dengan waktu yang lebih fleksibel.
“Bagi perusahaan, program ini memberi manfaat untuk mendukung promosi perusahaan, khususnya karena para motorist membeli produk dari pusat kota dan menjualnya ke daerah suburban, termasuk di Jawa dan luar Jawa,” tuturnya.
Ada pula Program Kunjungan Pabrik Virtual (VFV). Ini untuk mendukung sekolah dan universitas untuk tetap dapat memberikan program, manfaat, serta variasi pembelajaran outbound/field trip kepada peserta didik, namun tetap aman bagi mereka. Bagi SGB, program ini menggantikan kunjungan pabrik onsite sehingga mengurangi risiko penularan covid, sekaligus bisa tetap memberikan edukasi kualitas serta pelestarian air bagi konsumen dan pelanggan.
“VFV tersedia dalam format berkelompok maupun personal dengan jumlah 360 peserta. Sepanjang 2021, Program Kunjungan Pabrik Virtual ini sudah diikuti lebih dari 15,000 peserta,” kata Evelyn.
Pada masa pandemi ini, SGB juga melaksanakan Program Dukung Garda Terakhir yang dilakukan bersama dengan NGO. Perusahaan memberikan dukungan produk dan alat pelindung diri (APD)bagi para nakes dan penggali kubur jenazah covid-19 yang selama ini banyak luput dari perhatian. Bagi SGB, program ini berkontribusi menurunkan risiko pandemi di masyarakat.
Tak hanya itu, SGB juga memiliki Program Dukung Pedagang Kecil yang juga dilaksanakan bersama dengan NGO. SGB juga memberikan dukungan produk secara gratis bagi warung-warung kecil di sekitar pabrik atau area distribusi utama agar mereka memiliki modal untuk mulai berusaha. “Bagi SGB, program ini berkontribusi terhadap peningkatan penjualan dan siklus ekonomi,” tutur Evelyn.
Ada pula Program Ketahanan Pangan yang dilakukan dengan memberikan benih tanaman sayur, hidroponik, serta rak semai bagi masyarakat di sekitar pabrik. Manfaat yang diperoleh SGB adalah siklus ekonomi berkelanjutan di sekitar perusahaan, mengingat area pertanian, proses produksi, dan distribusi hasil pangan berada di sekitar perusahaan, sehingga secara langsung mengurangi tingkat pengangguran masyarakat.
Mematuhi peraturan pemerintah, SGB membentuk Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Covid-19 yang bertugas untuk mengatur kebijakan Work From Home (WFH). Perusahaan juga memberikan dukungan APD, biaya logistik bagi karyawan isoman, serta dukungan vaksinasi 1,2, 3 melalui Vaksinasi Gotong Royong. Dukungan ini juga diberikan kepada pihak eksternal bekerja sama dengan Ikadan Dokter Indonesia (IDI) dan Kadin.
Program CSR Unggulan lain dari SGB adalah Komunitas Hijau untuk pengelolaan dampak lingkungan. SGB memberikan dukungan untuk komunitas hijau dalam melestarikan air bersih, lingkungan, termasuk ketahanan pangan melalui beragam program konservasi seperti memanen air hujan, membangun embung/kolam konservasi untuk menampung mata air agar dapat digunakan untuk pertanian masyarakat. Embung yang sudah terbangun saat ini berada di Gowa, Selawesi Selatan.
“Kami juga membuat sistem hidroponik dan rak semai untuk meningkatkan ketahanan pangan, hingga penempatan titik recycle untuk penjemputan sampah plastik,” ujar Evelyn.
Kegiatan lainnya yang masuk dalam Komunitas Hijau adalah penanaman mangrove di area pesisir, edukasi Mizuiku bagi anak di DAS Ciliwung, serta pengembangan tanaman obat keluarga (Toga).
Tata Kelola CSR
Menurut Evelyn, pelaksanaan Program CSR di SGB sudah dilakukan dengan tata kelola yang baik, karena sudah ada sistem perencanaan, sistem pelaksanaan, sistem monitoring, sistem pelaporan dan sistem evaluasinya.
Untuk Sistem Perencanaan, baik untuk program dan anggaran CSR dilakukan berdasarkan strategi, target, dan program yang terintegrasi dengan strategi CSR dan Sustainability Suntory Group yang juga dikoordinasikan secara regional. Kemudian diterjemahkan dalam mapping sosial; dan rencana short term dan mid term yang dipresentasikan dan disetujui dalam meeting manajemen perusahaan.
“Setiap program dilengkapi dengan identifikasi masalah, target kegiatan, indikator penilaian, fokus prioritas area, dan pemetaan pemangku kepentingan,” tuturnya.
Terkait Sistem Pelaksanaan, CSR dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang telah disetujui. Pengajuan dukungan CSR dilakukan secara sistematis melalui platform digital yang merujuk ke level of approval yang ada. Selaras dengan pelaksanaan, juga dilakukan pembahasan dan sosialisasi aktivitas baik dengan pemerintah, mitra maupun tim internal, serta senantiasa memperhatikan kepatuhan dan kelengkapan dokumen administratif seperti perjanjian kerja sama dan MoU.
Untuk Sistem Monitoring dilakukan pemantauan dan pembahasan secara berkala termasuk meeting koordinasi dengan pemangku kepentingan yang terlibat, evaluasi indikator penilaian secara periodik untuk memastikan program berjalan sesuai target, timeline, dan SOP yang ditetapkan.
Sedangkan yang terkait Sistem Pelaporan dilakukan pelaporan kegiatan CSR kepada manajemen perusahaan pada setiap akhir tahun, capaian, penerima manfaat, dan analisa kegiatan. Pelaporan ini juga menganalisa dampak CSR terhadap pemangku kepentingan, analisa SWOT dan action plan yang diambil.
Terkait pelaksanaan Sistem Evaluasi, misalnyauntuk program edukasi seperti Mizuiku dan Kunjungan Pabrik Virtual, selalu diberikan post event survey yang menjadi wadah konsumen untuk membagikan pendapatnya, dan evaluasi terkait materi yang disampaikan.
“Untuk kegiatan CSR lainnya, dilakukan wawancara untuk mendapatkan masukan dan harapan bagi program pada tahun berikutnya,” kata Evelyn.