Jakarta, TopBusiness – PT Wijaya Karya Beton Tbk atau WIKA Beton merupakan perusahaan kenamaan dalam bidang perdagangan dan industri beton, jasa konstruksi, dan bidang usaha lain yang terkait. Sebagai produsen produk yang berkaitan dengan infrastruktur, tentu saja banyak proyek-proyek infrastruktur yang sudah sukses dibesutnya.
Namun begitu, keandalan dalam mengelola bisnisnya, tak luput juga beriringan dengan pengembangan program pertanggungjawaban sosialnya atau Corporate Social Responsibility (CSR) serta Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Dan nyatanya, sederet program tersebut selaras dengan langkah perseroan untuk mendukung bisnis berkelanjutan.
Demikian seperti yang diutarakan oleh tim manajemen WIKA Beton saat mengikuti tahapan penjurian TOP CSR Awards 2022 yang digelar Majalah TopBusiness secara virtual melalui aplikasi zoom, Senin (7/3/2022). Hadir pada proses penjurian ini Yuherni Sisdwi selaku Corporate Secretary WIKA Beton, Andryanto EN sebagai Spv GA CSR, dan Yoslivia Demarshandi selaku Staff Officer CSR TJSL.
Dalam presentasinya, Yuherni mengawali pemaparan Visi-Misi anak usaha PT WIjaya Karya (Persero) Tbk itu yang memang substansinya sangat kental dengan nuansa CSR. Visinya: Menjadi perusahaan terkemuka dalam bidang Engineering, Production, Installation (EPI) industri beton di Asia Tenggara.
Adapun misinya adalah: –Menyediakan produk dan jasa yang berdaya saing dan memenuhi harapan pelanggan; –Memberikan nilai lebih melalui proses bisnis yang sesuai dengan persyaratan dan harapan pemangku kepentingan.
Lalu, –Menjalankan sistem manajemen dan teknologi yang tepat guna untuk meningkatkan efisiensi, konsistensi mutu, keselamatan dan kesehatan kerja yang berwawasan lingkunga; –Tumbuh dan berkembang bersama mitra kerja secara sehat dan berkesinambungan; dan –Mengembangkan kompetensi dan kesejahteraan karyawan.
Visi-Misi perusahaan yang begitu bernuansa CSR itu pun selaras dengan pesan sang Direktur Utama WIKA Beton, Hadian Pramudita dalam mengusung bisnis keberlanjutan. “Key massage-nya dari Pak Dirut adalah, melakukan inovasi berkelanjutan (sustainable innovation) untuk keberlanjutan bisnis (business sustainability),” kata Yuherni.
Ditegaskannya, salah satu strategi keberlanjutan adalah menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR itu dengan berpedoman pada ISO 26000 Sosial Responsibility (SR). Pelaksanaan CSR ini mengacu pada 7 core value ISO 26000 yaitu tata kelola perusahaan, Hak Asasi Manusia (HAM), praktik ketenagakerjaan, lingkungan, prosedur operasi yang wajar, isu konsumen, serta pelibatan dan pengembangan masyarakat.
“Tanggung jawab sosial perusahaan berbasis ISO 26000 ini tidak dapat dipisahkan dari proses operasi perusahaan, karena 6 dari 7 aspek utama telah diterapkan di internal perusahaan,” ungkap dia.
Selain itu, untuk kontribusi perusahaan soal isu pembangunan berkelanjutan, terutama aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan itu, emiten dengan kode saham WTON ini turut mendukung social development goals (SDG’s) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yang dicanangkan PBB.
“Sebagai salah satu perusahaan produsen beton pracetak terbesar di Asia Tenggara, WIKA BETON juga berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” ujar dia. “Dukungan WIKA BETON terhadap SDG’s diwujudkan melalui kinerja operasi dan tanggung jawab sosial perusahaan, yang memberikan kontribusi dalam aspek Ekonomi, Sosial dan Lingkungan.”
Dukungan tersebut dapat dilihat dari beberapa indicator. Seperti di aspek kinerja lingkungan terjadi penurunan pemakaian listrik sebesar 23,04%, lalu penggunaan BBM juga melandai hingga 23,01%. Serta untuk kinerja sosial dan kemasyarakat terwujudnya capaian jam kerja selamat sebanyak 17.351.181 dan kecelakaan kerja ringan turun menjadi 80,95%.
Indikator ini selaras dengan performa keuangan perusahaan yang juga positif. Per akhir 2021 lalu, WTON sukses mengantongi laba tahun berjalan sebesar Rp123,15 miliar, dengan pendapatan sebanyak Rp4,80 triliun, serta rasio pengembalian atas ekuitas (Return in Equity/RoE) masih positif di angka 4,35%. Adapun untuk jumlah pasokan barang dan jasa domestik sebanyak Rp1,21 triliun.
Strategi Bisnis
Di tengah masih gencarnya program-program CSR itu, sejatinya bisnis perseroan sendiri, terutama di saat pandemi Covid-19 ini relative tertekan. Menurut Yuherni, kondisi ekonomi global maupun nasional yang tidak menentu akibat pandemi telah berdampak signifikan bagi seluruh sektor usaha. Tidak dipungkiri bahwa ekonomi mengalami penurunan, bahkan resesi di Indonesia dapat dirasakan, sehingga berimbas pada kondisi ekonomi perseroan.
“Situasi itu telah membawa perubahan yang signifikan bagi WIKA BETON. Di tahun 2021, kami lebih menitikberatkan efisiensi biaya karena proyek yang diperoleh jumlahnya terbatas dan tetap harus dikerjakan dengan baik. Manajemen mengambil langkah cepat pada awal pandemi melanda untuk mengendalikan risiko-risiko usaha,” terangnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga merevisi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dengan mempertimbangkan dampak dari pandemi COVID-19.
“Selain itu, dengan banyaknya proyek-proyek yang terhenti karena terdampak pandemi COVID-19 harus kami tangguhkan, dan WIKA BETON beralih untuk menyasar proyek yang lebih kecil dan proyek swasta yang memberikan kelancaran pembayaran,” terang dia.
Di tengah kondisi yang seperti itu, dilanjutkannya, WTON tetap menjalankan sistem manajemen risiko dengan baik. Sebagai langkah mitigasi risiko, WIKA BETON telah menerapkan sistem manajemen yang lengkap yang terdiri dari sistem manajemen mutu, sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (K3), sistem manajemen lingkungan, sistem manajemen IT, dan sistem manajemen pengamanan.
Strategi Pengelolaan Dampak
Dalam upaya pengelolaan dampak yang ditimbulkan kinerja perseroan, WTON telah menerapkan strategi 3R di pabrik. “Jadi, upaya pengelolaan limbah padat dan sampah dilakukan dengan prinsip 3R, yaitu Reduce, Reuse, dan Recycle.”
Upaya yang telah terealisasi antara lain: kertas bekas untuk mencetak dokumen; pemanfaatan drum bekas sebagai tempat penyimpanan pasir kontaminasi untuk mengatasi tumpahan cairan minyak atau oli (sebagai spill kit); pemanfaatan ban bekas sebagai alas trostel.
Selanjutnya, mendaur ulang sisa PC Bar untuk menjadi rak penyimpanan alat kerja atau rak pot bunga; memanfaatkan sisa sludge proses produksi beton putar untuk diolah menjadi paving block; daur ulang kayu palet bekas menjadi meja atau lemari; serta mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos.
Selain itu, strategi lainnya adalah mengurangi penggunaan energy. Dalam hal ini, WIKA Beton mengelola penggunaan energi secara efektif dan efisien, sehingga pemanfaatannya optimal sekaligus dapat berkontribusi pada reduksi emisi.
Upaya-upaya efisiensi energi yang sudah diterapkan di lingkungan kerja, antara lain: secara bertahap memaksimalkan penggunaan lampu hemat energi dalam lingkungan kantor; dan melakukan efisiensi terhadap penggunaan bahan bakar minyak (BBM) untuk mobil operasional.
Juga menciptakan pabrik non limbah. Sebab, dari 10 pabrik produksi beton (PPB) yang WIKA Beton miliki, 7 di antaranya dapat disebut pabrik bebas limbah. “Dalm hal ini, perusahaan mengelola air limbah menggunakan IPAL untuk digunakan kembali sebagai air untuk proses cuci alat produksi dan material, atau menyiram tanaman dan stockyard, sehingga mengurangi polusi serta meningkatkan penghijaun,” beber dia.
Program CSR yang CSV
Dalam paparan selanjutnya, Yuherni menerangkan program CSR yang sudah megadopsi Creating Shared Value (CSV) atau berbagi manfaat bersama. Dari sederet program yang ada, setidaknya ada empat program yang masuk kategori CSR. Pertama, WTON Sehat. Fokusnya adalah penanaman pohon, peningkatan kompetensi kader kesehatan, donor darah, posyandu, sanitasi lingkungan & air bersih. Dan di tahun ini sudah bekerja sama dengan puskesmas setempat.
“Dengan program ini, bagi perusahaan dapat menumbuhkan opini yang baik dari lingkungan sekitar usaha. Adapun bagi kelompok stakeholders adanya pemenuhan kebutuhan dasar stakeholders pada aspek kesehatan bertujuan untuk peningkatan kesehatan masyarakat sekitar,” kata dia.
Kedua, WTON Peduli. Fokus program ini untuk Comdev, Bencana alam, Sumbangan dan Charity. Dan pada tahun ini launching Pasar Senggol dan UMKM binaan Hybird. Bagi perusahaan dapat menumbuhkan opini yang baik dari lingkungan sekitar usaha. Serta bagi stakeholders adanya pemenuhan kebutuhan dasar bantuan sosial dan perlibatan dalam pengembangan kepada stakeholders, baik yang dilaksanakan secara swadaya maupun bersinergi dengan program pemerintah melalui program WTON Peduli.
Ketiga, WTON Pintar. Fokusnya berupa peningkatan kualitas SDM unggul, Diklat, WTON Mengajar, Beasiswa, Goes to Campus, dll. Di 2022, MOU dengan start Up pendidikan dan beasiswa pembelajaran daring.
Di program ini, perusahaan dapat manfaat menumbuhkan opini yang baik dari lingkungan sekitar usaha dan meningkatkan kualitas standar pendidikan mejadikan SDM yang Unggul. Adapun bagi stakeholders merupakan program yang ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan dasar pendidikan stakeholders internal dan eksternal, baik secara swadaya maupun sinergi kemitraan dengan pemerintah melalui program WTON Cerdas.
Keempat, WTON 3R. Fokus utama program ini adalah, adanya circular economy yakni memastikan pemanfaatan yang optimal & efisien semua material yang ada di dalam industri, guna mendukung keberlanjutan program pelestarian lingkungan secara global & memberikan dampak positif bagi industri dan ekonomi.
“Dengan program ini bagi perusahaan merupakan program yang ditujukan untuk pemanfaatan sisa limbah dan sampah, daur ulang sisa hasil produksi, serta mengurangi penggunaan material tidak ramah lingkungan. Dan bagi sekitar tentu bermanfaat besar bagi lingkungan dan masyarakat,” terang dia.
Inovasi Program CSR
Kembali dia menegaskan, WIKA Beton juga memiliki beberapa program inovasi yang bisa dijadikan sebagai program CSR unggulan. Kata dia, dengan adanya inovasi berkelanjutan itu meningkatkan kinerja keberlanjutan, sehingga dapat memberi nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan sekaligus mendukung SDG’s.
Program itu adalah, Produksi Non Limbah. Dalam kegiatan produksi pabrik telah melakukan inovasi, sehingga mampu menghasilkan zero waste.
Penggunaan Fly Ash. Penggunaan limbah batubara dalam kandungan produksi yang dihasilkan merupakan inovasi engineering yang memberikan nilai tambah di produk dan lingkungan.
Produk Ramah Lingkungan. Inovasi yang dilakukan mampu menghasilkan produk ramah lingkungan seperti sumur pracetak bor serapan.
Program 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Inovasi yang dihasilkan mampu memanfaatkan barang bekas/material sisa menjadi alat atau barang yang bermanfaat.
“Jadi dalam hal ini, kami telah menggunakan fly ash dalam produksi beton pracetak sebanyak 9.838.047 kg. Pengunaan limbah padat yang dipergunakaan kembali sebanyak 80.000 m3, untuk limbah air yang dipergunakan kembali sebanyak 17.000 m3, dan sebanyak 7 dari 10 pabrik kami mampu melakukan inovasi, sehingga bebas limbah,” pungkas dia.
FOTO: TopBusiness