Jakarta, TopBusiness – PT Surveyor Indonesia memiliki komitmen dalam menjalankan program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) dengan mengacu pada konsep Sustainability Development yaitu tentang keseimbangan antara pelaku usaha, pemangku kepentingan, serta regulator.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Surveyor Indonesia Rosmanidar Zulkifli mengatakan kegiatan CSR perusahaan mengadaptasi konsep triple bottom lines atau keseimbangan antara 3 (tiga) elemen endasar Perusahaan: profit, people dan planet. Dengan mengedepankan konsep tersebut, Perusahaan berkomitmen untuk terus menciptakan manfaat bagi bagi lingkungan (planet) dan masyarakat (people) dengan memberikan manfaat langsung dari kinerja (profit) yang berhasil direalisasikan
“Program CSR yang dilaksanakan oleh Perusahaan secara langsung menargetkan empat kelompok Pemangku Kepentingan sebagai sasaran utama yakni lingkungan, masyarakat, karyawan dan pelanggan. Secara luas, program CSR diarahkan untuk melindungi kepentingan Pemangku Kepentingan umum guna mengelola dampak implementasi kebijakan dan kegiatan operasional sebagai perusahaan yang beretika,” kata Rosmanidar dalam wawancara penjurian Top CSR Awards 2022 yang diselenggarakan Majalah Top Business dan berlangsung secara Virtual, Jumat (11/3/2022)
Rosmanidar menuturkan dalam penerapan program CSR Surveyor Indonesia berpedoman pada standar mutu ISO 26000 tentang Panduan Tanggung Jawab Sosial (Guidance on Social Responsibility) yang memuat 7 (tujuh) aspek utama tanggung jawab sosial. Pedoman tersebut menjadi pendekatan ideal yang digunakan organisasi atau perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab sosial dengan membidik tujuh isu keberlanjutan secara holistic dan terintegrasi.
Perusahaan juga telah membuat kebijakan Tata Kelola CSR yang menjadi dasar pelaksanaan sistem CSR perusahaan mulai dari sistem perencanaan, sistem pelaksanaan, sistem monitoring, sistem evaluasi hingga sistem pelaporan.
“Pada sistem perencanaan, Surveyor Indonesia sebelum menjalankan CSR terlebih dahulu melihat prioritas program pemerintah karena kami merupakan perusahaan BUMN, lalu melihat potensi lokal yang bisa jadi sasaran CSR, lalu menentukan fokus dan skala prioritas serta target capaian untuk selanjutnya program CSR dituangkan dalam RKA yang ditetapkan dalam RUPS atau Dewan Komisaris,’ ujar Rosmanidar.
“Sistem pelaksanaan dilakukan dengan menjalankan sosialisasi rencana kegiatan CSR, pelaksanaan kegiatan CSR, lalu melakukan dokumentasi dan publikasi kegiatan CSR yang dijalankan. Lalu pada sistem monitoring perusahaan memastikan kegiatan CSR telah sesuai dengan rencana yang ditetapkan, jika terjadi masalah kemudian dilakukan identifikasi masalah dan penyesuaiannya,” tutur dia.
“Sementara sistem evaluasi dilakukan dengan memantau progres pelaksanaan program CSR, mengukur capaian target program, dan realisasi penggunaan anggaran., setelah itu menentukan pelaksana evaluasi dan aspek yang dievaluasi hingga menentukan alat evaluasi untuk menghasilkan feedback dari hasil evaluasi. Terakhir pada sistem pelaporan perusahaan lalu membuat laporan Mmanajemen program TJSL BUMN lalu program yang telah dijalankan dilaporkan dalam Annual Report dan Sustainability Report dan dipublikasikan di Website Portal TJSL BUMN & TJSL Online,” Sambung Rosmanidar.
Program CSR Unggulan
Seiring dengan langkah perusahaan yang mengadopsi pedoman ISO 26000 dalam program CSR, maka Surveyor Indonesia telah menjalankan program CSR dengan pendekatan CSV (Creating Shared Value) atau menciptakan manfaat bersama.
Adapun beberapa program CSR PT Surveyor Indonesia yang mengadopsi pendekatan CSV antara lain; pertama Pembangunan sarana air bersih dan layak minum di Ponpes Desa Cipetir, Kec. Kadudampit, Kab. Sukabumi dan Desa Papagarang, Kec. Komodo.
“Pembangunan sarana air bersih ini selain memiliki manfaat bagi masyarakat dalam penyediaan sarana air, juga memiliki manfaat bagi perusahaan dalam memperluas layanan perusahaan khususnya untuk jasa pengujian air bersih dan juga meningkatkan brand image perusahaan,” ujar Rosmanidar.
Program kedua yakni pemberian sertifikasi produk Halal, Serifikat SNI untuk Mitra Binaan Garnida Coffee dan Sertikat CHSE untuk Pasar Kebon Kembang – Kota Bogor.
“Program ini selain membantu industry UMKM dalam memiliki sertifikat halal dan SNI juga memiliki dampak nilai manfaat bagi perusahaan yakni membantu perusahaan dalam memperluas layanan perusahaan khususnya untuk sertifikasi,” ujari dia.
Selanjutnya ada program Bantuan BPBL 450 VA untuk masyarakat kurang mampu/miskin di Jawa Barat dan masyarakat yang tinggal di wilayah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal). Selain memberikan bantuan, program ini juga memiliki nilai manfaat bagi perusahaan yakni memperluas layanan perusahaan khususnya untuk jasa sertifikasi layak operasi.
Penulis: Abi Abdul Jabbar S