Jakarta, TopBusiness – Sebagai kandidat penerima penghargaan TOP GRC Awards 2022, PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) begitu antusias mengikuti sesi penjurian yang digelar secara virtual oleh Majalah Top Business pada Senin (11/7/2022). Tidak kurang, mulai dari Gong Matua Hasibuan, Direktur Utama PJB beserta anggota direksi lainnya, dan jajaran dewan komisaris dari PJB turut hadir di sesi penjurian TOP GRC Awards 2022 lalu.
“Kami mengucapkan terima kasih atas terpilihnya PJB sebagai kandidat penerima penghargaan TOP GRC Awards 2022. Sampai saat ini, PT PJB sudah menerapkan GRC dan mendapatkan penghargaan internasional melalui ASEAN Risk Awards 2021, dan menjadi tempat benchmark bagi perusahaan lain. Adapun ini merupakan opportunity bagi PJB dalam memperbaiki sistem manajemen, khususnya GRC dalam mendorong peningkatan bisnis perusahaan melalui pengembangan-pengembangan kebijakan dan implementasi tata kelola perusahaan, manajemen risiko, dan kepatuhan terhadap regulasi serta secara terintegrasi,” demikian disampaikan Rawan Insani, Direktur Keuangan PJB.
Bangkit Saat Pandemi
Sebelum membahas soal penerapan GRC yang menjadi topik utama penjurian, Gunawan Yudi Haryanto, Manajemen Risiko dan Kepatuhan di PJB mengungkap soal kinerja bisnis dan keuangan perusahaan di tahun 2021.
Adalah hal yang tidak bisa dipungkiri, bahwasanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk di Indonesia telah berdampak pada kinerja sejumlah perusahaan, termasuk PJB.
“Tahun 2021 ini kita seperti perusahaan-perusahaan yang lain, kita juga mengalami turbulensi dari pandemi Covid-19, yang ingin kami highlight (sorot) adalah bagaimana di tahun 2021 ini penjualan energi listrik kita sudah mengalami recovery, sekitar 15% lebih tinggi dibanding 2020, dan sudah mendekati tahun 2019, saat sebelum terjadinya pandemi,” ungkap Gunawan.
Berhasil recovery saat pandemi Covid-19 melanda, tentu bukan tanpa perjuangan. PJB, seperti diceritakan Gunawan, tetap mengoperasikan pembangkit tenaga listrik di tahun 2021 saat pandemi Covid-19. Bagaimana para operator di perusahaan harus tetap bertugas hingga harus berpisah sementara dengan keluarga.
”Jadi, mereka (para operator) harus dikarantina kemudian bergerak. Ketika mereka masuk pagi, biasanya mereka bisa pulang bertemu keluarga, pada saat pandemi meningkat, mereka pagi, sore, malam ketemunya dengan teman-teman. Jadi, ketika pulang mereka harus dikarantina, kemudian mereka masuk kantor lagi, dan baru libur kurang lebih setelah tujuh hari, baru mereka bertemu dengan keluarga, ketika masuk kembali untuk melakukan tugas, mereka harus diobservasi harus kemudian melakukan tes segala macam,” ujarnya.
Implementasi GRC
Secara umum, seperti dipaparkan Gunawan berkaitan dengan GRC, PJB telah memiliki kelengkapan dan infrastruktur GRC. “(Di) struktur organisasi perusahaan ada direksi, kemudian di sebelah kiri ada satuan pengawasan internal (KSPI) dan sekretaris perusahaan. KSPI ini sebagai koordinator pelaksanaan evaluasi GRC, kemudian sekretaris perusahaan sebagai koordinator penerapan GCG,” tuturnya.
Selanjutnya, disebutkan Gunawan bahwasanya PJB memiliki tiga kepala satuan sebagai pelaku maupun supporting pelaksanaan GRC. Yang pertama, Satuan Manajemen Risiko dan Kepatuhan, ini adalah koordinator untuk pengelolaan risiko, kepatuhan, fraud, dan ICOFR.
Kemudian, yang kedua satuan manajemen, yang merupakan koordinator untuk penerapan sistem manajemen dan kinerja. Kemudian, yang ketiga, Satuan Pelayanan Hukum, ini adalah koordinator untuk harmonisasi kebijakan, peraturan, serta perundangan.
“Di dewan komisaris juga ada tiga komite, yang fungsinya adalah menunjang tugas-tugas dewan komisaris. Yang pertama adalah komite manajemen risiko dan kepatuhan. Kemudian komite audit, serta komite nominasi dan remunerasi,” lanjut Gunawan.
Tanpa panjang lebar, sebagai gambaran apiknya penerapan GRC di perusahaan, pada paparannya di hadapan Dewan Juri, Gunawan mengungkap skor, baik dari penerapan GCG maupun Risk Maturity Level.
“(Dari) implementasi GCG, yang pertama ini Alhamdulillah tahun 2021 skor kami 95,67 sangat baik, (ini) di-assesst oleh BPKP. Dan skor ini merupakan yang terbaik di PLN Group,” ungkap Gunawan.
Selanjutnya, dalam penerapan manajemen risiko, dengan tegas Gunawan mengatakan bahwasanya manajemen risiko telah menjadi guidance di RJPP, menjadi profile risiko rencana jangka panjang perusahaan. Tidak hanya itu, manajemen risiko juga ada pada saat penyusunan rencana jangka pendek perusahaan (RKAP). Lalu, manajemen risiko juga menjadi pedoman ketika perusahaan melakukan eksekusi-eksekusi atau implementasi program.
”Alhamdulillah, minggu kemarin penilaian kinerja Maturity ERM kami diumumkan. Jadi, untuk semester 2022 ini skor kami 3,79. Alhamdulillah (skor ini) menjadi yang terbaik di PLN Group. Begitu juga yang tahun 2021, skor kita 3,52 ini juga yang terbaik di PLN Group,” lanjut Gunawan.
Adapun berkaitan dengan tema ‘Presidensial G20, Recover Together, Recover Stronger’, PJB disebut sudah sejalan dengan tiga sektor prioritas, seperti penguatan arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi.
“Yang pertama (penguatan arsitektur kesehatan global), sudah saya sampaikan bagaimana perusahaan merespon terhadap pandemi Covid-19. Kemudian transformasi digital, melalui program I-Core. Kemudian transisi energi melalui Proyek EBT, Co-Firing dan energy transfer mechanism,” ujar Gunawan.
Sekilas mengenai program i-Core, sejatinya ini merupakan aplikasi manajemen risiko sebagai alat pendukung yang membantu implementasi proses manajemen risiko seperti membuat, memantau dan mereview serta melakukan update pemetaan risiko-risiko di perusahaan secara berkala, pemantauan KRI, loss event, REAP dan BCMS.
Tidak ketinggalan, pada sesi penjurian TOP GRC Awards 2022, Gunawan juga menyampaikan paparan yang berkaitan dengan kebehasilan perusahaan.
“Yang pertama, saya sampaikan bahwa Assessment GCG ini terbaik di PLN Group (dengan skor) 95,67. Artinya sangat baik di tahun 2021. Kemudian pengelolaan maturity level ERM, ini juga terbaik di PLN Group tahun 2022 ini semester satu (dengan skor) 3,79 di atas target 3,6. Kemudian (menerapkan) beberapa sertifikat ISO yang terkait dengan manajemen risiko dan kepatuhan. Lalu, kita juga mendapatkan Proper Emas di tiga unit, Gresik, Paiton, dan Rembang,” tutup Gunawan.
Penulis: Fauzi