Jakarta, TopBusiness – Rumah Sakit Umum Daerah Komodo Labuan Baju merupakan rumah sakit yang berada di bawah naungan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang memiliki luas area 55.315 meter persegi.
Rumah sakit yang berlokasi di Merombok, Desa Golo Bilas, Kecamatan Komodi ini memiliki visi Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah Komodo yang Ramah dan Berkualitas menuju Manggarai Barat yang Maju, Sehat dan Sejahtera.
Adapun untuk merealisasikan visi yang diusung, RSUD mencanangkan dua misi, yakni
- Meningkatkan Pelayanan Yang Ramah, Akurat, Terjangkau dan Bermutu.
- Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Manusia, Sarana dan Prasarana Serta Fasilitas Layanan.
Direktur RSUD Komodo, dr. Maria Yosephina Melinda Gampar, mengatakan RSUD Komodo memiliki moto pelayanan ‘RAMAH’, yang merupakan singkatan dari Rapi dalam manajemen pelayanan; Akurat dalam penatalaksanaan pelayanan; Mutu pelayanan merupakan hasil yang harus dicapai; Adil dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat; Harmonis dalam tugas dan tanggung jawab.
Secara umum, RSUD Komodo memiliki puluhan aktivitas usaha yang tergcakup dalam tiga unit usaha, yakni Upaya Kesehatan Perorangan; Upaya Kesehatan Masyarakat; dan Upaya Pelayanan Pendukung/Penunjang.
Siap Naik Kelas
Sebagaimana dikatakan dr. Maria, dalam rangka peningkatkan dan pengembangan bisnis, RSUD Komodo memiliki beberapa strategi bisnis, antara lain peningkatan fasilitas dan jenis layanan unggulan; peningkatan kapasitas SDM kesehatan terutama Dokter Spesialis melalui Jalur PNS, PTT ( Pegawai Tidak Tetap) dan Pendayagunaan Dokter Spesialis (PGDS) dan Jalur P3K; Penerapan Sistem Rujukan Berjenjang dari FKTP /Puskesmas; kerja sama dengan beberapa Klinik untuk Pemeriksaan Laboratorium Esensial dan Lab PCR di RSUD Komodo; Promosi Potensi Layanan di RSUD Komodo melalui media sosial; serta Penambahan Gedung Rawat Inap sebanyak 100 BED TAHUN 2025.
“Jadi, RSUD Komodo mempunyai tujuan bahwa tahun 2025 kami sudah naik kelas menjadi Rumah Sakit Tipe B, di mana salah satu persyaratannya adalah harus memiliki minimal 200 tempat tidur terkait pelayanan rawat inap. Ini adalah rancangan yang sudah kami persiapkan untuk gambaran kami ke depan,” jelas dr. Maria pada sesi Penjurian TOP BUMD Awards 2023 yang digelar Majalah TopBusiness secara virtual belum lama ini.
Masih bicara soal strategi bisnis, dr. Maria mengungkap bahwa RSUD Komod memiliki rencana untuk membangun Plaza Rumah Sakit 4 Lantai di tahun 2026.
“Jadi, kami melihat bahwa lokasi kami yang cukup jauh dari kota dan terkait dengan kebutuhan-kebutuhan pasien, pengunjung, atau keluarga pasien yang selama ini kami lihat di rumah sakit, sehingga kami merasa bahwa sarana atau prasarana harus kami sediakan yang merupakan salah satu peluang bisnis untuk kemajuan rumah sakit,” jelasnya.
Jadi, bukan hanya sekedar pelayanan kesehatan, nantinya di RSUD Komodo juga tersedia layanan komersial, seperti restoran, mini market, ATM, ataupun penginapan. “Karena kami adalah satu-satunya rumah sakit umum daerah di kabupaten ini di mana jarak antara satu kecamatan cukup jauh, yang bisa (ditempuh) sekitar 5-6 jam dari kecamatan tersebut ke rumah sakit,” ungkapnya.
Kinerja
Kinerja rumah sakit, tak luput dari paparan dr. Maria pada sesi penjurian kali ini. Misalnya, dari indikator BOR (Bed Occupation Rate), disebutkan bahwa RSUD Komodo sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan Kementerian Kesehatan, yakni 60-85%.
”Memang rumah sakit kami sejak tahun kemarin cukup gencar dalam melengkapi segala sarana prasarana untuk meningkatkan jumlah kunjungan ke rumah sakit, dan ini terbukti di tahun 2022 ada peningkatan sangat signifikan terhadap kunjungan,” ujar dr. Maria.
Lanjut ke soal target penerimaan, dr. Maria menegaskan bahwa sejak rumah sakit ini berdiri, pihaknya selalu melebihi target yang ditetapkan oleh pemerintah daerah dari sisi penerimaan. ”Di mana per tahun yang terdekat, (yakni) di tahun 2021 (penerimaan RSUD Komodo) sebesar 783,54%. Untuk tahun 2022 sebesar 103,53%,” ujarnya.
Terkait peningkatan yang diraihnya, dr. Maria tak menampik bahwa hal itu diraih berkat upaya yang dilakukan, seperti dengan merotasi keperluan dan fasilitas-fasilitas penunjang, baik itu penunjang kesehatan maupun penunjang nonkesehatan untuk meningkatkan jumlah kunjungan ke Rumah Sakit Umum Komodo.
“Kami juga bekerja sama dengan FKJP dalam hal ini Puskesmas karena memang kunjungan atau rujukan paling besar adalah dari Puskesmas-puskesmas di area Manggarai Barat. Kemudian (ada juga) beberapa layanan unggulan yang memang kami sudah terapkan sejak tahun 2021 sampai tahun 2022, contohnya Lab PCR, kemudian sebagai rumah sakit untuk TB MDR, begitu juga terkait dengan tahun ini akan dibuka layanan jantung,” jelasnya.
Selain memiliki kinerja yang bagus dari sisi penerimaan, RSUD Komodo juga memiliki indeks kepuasan masyarakat yang ‘BAIK’ dari hasil Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) dengan skor SKM 84,00.
Inovasi dan Kontribusi
Tidak bisa dipungkiri bahwasanya inovasi atau terobosan merupakan salah satu faktor penting yang mendorong peningkatkan kinerja pada sebuah organisasi. Pun demikian bagi RSUD Komodo, dalam upaya meningkatkan kinerja penjualan, RSUD Komodo telah melakukan sejumlah terobosan. Seperti melakukan promosi potensi layanan melalui media sosial.
“Karena sesuai dengan zaman, bahwa media sosial sangat berperan aktif di dalam ketertarikan masyarakat terkait layanan. Jadi kami mencoba itu, lewat Instagram, Facebook, atau Website yang kami gunakan untuk mempromosikan rumah sakit,” ujar dr. Maria.
Tidak hanya itu, RSUD Komodo juga melakukan terobosan lainnya seperti berikut ini:
- Peningkatan fasilitas layanan sesuai kelas rumah sakit.
- Pengembangan layanan unggulan Jantung pada tahun 2023 melalui penyedian Cath Lab Jantung.
- Membangun kerjasama dengan beberapa Klinik untuk Pemeriksaan Laboratorium Esensial dan Laboratorium PCR Covid-19.
- Menyediakan Laboratorium PCR Covid-19 dan Laboratorium TCM Selama Masa Pandemik Covid-19 dengan tarif yang sangat murah.
- Menyediakan Gedung khusus untuk Perawatan Isolasi Covid-19.
- Menjadi Rumah Sakit Rujukan Covid-19.
Adapun dengan pemanfaatan teknologi informasi, RSUD Komodo memiliki sejumlah terobosan antara lain berupa SIMRS (Sistem Informasi Managemen Rumah Sakit); Aplikasi SMD (Seber Mai Duat/Rajin Datang Kerja); Aplikasi E-Kinerja; SIPD (Sistem Informasi Perencanaan Daerah); SIMDA (Sistem Informasi Managemen Daerah); SIRUP (Sistem Informasi Rancangan Umum Pengadaan); ASPAK (Aplikasi Sarana dan Prasarana Kesehatan); serta SISRUTE (Sistem Informasi Rujukan Terintegrasi).
Selanjutnya, hal menarik lain yang turut dipaparkan dr. Maria di hadapan dewan juri adalah terkait dengan kontribusi rumah sakit, baik terhadap pemerintah daerah maupun pembangunan daerah. Dalam bagian kontribusi rumah sakit, dr. Maria menyebut bahwa realisasi Penerimaan RSUD Komodo melebihi target dari tahun ke tahun yang di setor ke Kas Daerah Sebagai Pendapatan Asli Daerah terutama selama Pandemik Covid-19 yaitu tahun 2020 realisasi 113,08 %, Tahun 2021 Realisasi 783,54 % dan tahun 2022 Realisasi 103,53 %.
Kemudian, selama Pandemi Covid-19 RSUD Komodo selain memberikan Pelayanan Esensial juga sebagai Rumah Sakit Rujukan Covid-19 dengan menyediakan gedung khusus untuk perawatan Isolasi Pasien Covid-19. Lalu, RSUD Komodo juga menyediakan Laboratorium PCR Covid-19 dengan tarif pemeriksaan termurah untuk Provinsi NTT yaitu hanya Rp250.000 setiap kali pemeriksaan sehingga sangat membantu masyarakat yang kurang mampu terutama pelaku perjalanan.
“Pelayanan Covid-19 ini memang menyumbang PAD yang paling besar pada tahun 2021, serta menyumbang peningkatan (pendapatan) yang signifikan, yaitu 783,54%,” ujar dr. Marta menutup.
Penulis: Fauzi