Jakarta, TopBusiness – PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) Unit Narogong telah meluncurkan berbagai program inisiatif terkait Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Program-program tersebut secara langsung melibatkan peran serta insan perusahaan dan masyarakat sekitar pabrik khususnya.
Diantara program unggulan CSR PT Solusi Bangun Indonesia Narogong sejalan dengan Pilar Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals, SDGs) yakni pilar pembangunan sosial, ekonomi, lingkungan dan pilar hukum dan tata kelola. Seperti program SBI Cerdas yang meliputi Eve Program, SBI Peduli Pendidikan dan GENILO (Jenius Lokal).
“Maka kita lihat bahwa kami memiliki fokus area program yaitu SBI Cerdas, ada Eve Program, SBI Peduli Pendidikan dan Jenius Lokal. Yang ini juga inline dengan pilar pembangunan sosial atau SDGs ya, pembangunan sosial, pembangunan ekonomi, pembangunan hukum dan tata kelola,” ungkap Nur Lailiyah General Affair & Community Relations Manager PT Solusi Bangun Indonesia Narogong saat mengikuti wawancara penjurian TOP CSR Awards 2023 secara daring, Senin (27/3/2023).
Masih menurut Nur Lailiyah, Eve Program merupakan program Beasiswa Pendidikan Diploma III (D3) Jurusan Teknik Mesin dengan Program Studi Konsentrasi Rekayasa Industri Semen dari Politeknik Negeri Jakarta (PNJ). Program tersebut telah berjalan selama 19 tahun. “Di SBI Cerdas ada beberapa program diantaranya adalah Eve Program, ini sudah ke 19 ya. Jadi 19 tahun program ini berjalan di mana kami memberikan beasiswa setara D3 bekerja sama dengan PNJ (Politeknik Negeri Jakarta),” paparnya.
Kemudian, lanjut Nur Lailiyah, ada program SBI Peduli pendidikan (SPP), program Beasiswa Pendidikan untuk Siswa untuk jenjang SD, SLTP, SLTA dan atau setara dari golongan menengah ke bawah. “Ini (SPP) adalah beasiswa untuk SD, SLTP dan SLTA dari golongan menengah ke bawah. Ini (program) kita tetapkan untuk anak yatim piatu golongan menengah ke bawah serta berprestasi,” lanjutnya.
“Serta (program) Jenius lokal, yaitu program bimbingan belajar dan kegiatan motivasi untuk siswa kelas tiga SLTA. Jadi sebenarnya program ini adalah juga untuk menutup gap karena kami ingin untuk program Eve ini dari area sekitar operasional kami juga meningkat, maka kami adakan Bimbel khusus utk teman-teman yang ada di sekitar pabrik kami,” imbuhnya.
Sejak program tersebut diluncurkan telah banyak masyarakat yang merasakan dampak manfaatnya. “Nah kalau kita lihat penerima manfaat program ini mulai dari Eve Program, SBI Peduli Pendidikan dan Jenius Lokal yaitu kalau untuk SBI Peduli Pendidikan yaitu 450 orang, untuk Eve Program 14 di tahun 2020 dan 2022 ada 18 orang. Sementara penerima manfaat untuk Genilo (Jenius Lokal) dalam arti yang mendapatkan beasiswa adalah 3 orang di tahun 2022. Nah ini ada sebaran,” terang Nur Lailiyah sambil menampilkan diagram sebaran penerima manfaat program SBI Cerdas.
Selain SBI Cerdas, PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) Unit Narogong juga memiliki program CSR unggulan lainnya, yakni SBI Mandiri. SBI Mandiri merupakan program pemberdayaan di bidang pemberdayaan masyarakat seperti di bidang peternakan, pertanian dan UMKM.
“Selanjutnya ini adalah salah satu program kami, integrated farming (peternakan terpadu) dimana kita memiliki program peternakan sapi kemudian kita juga melakukan produksi pupuk organik yang dimana pupuk organik itu akan kita gunakan untuk reklamasi di area tambang sehingga ada siklus ekonomi di dalamnya juga pada masyarakat yang kami bina,” kata Nur Lailiyah.
“Kemudian kita juga melakukan kegiatan di area tambang menanam sere wangi dan minyak kayu putih, dimana di sini kita juga bentuk lagi kelompok untuk melakukan penyulingan. Dari penyulingan ini maka ada kelompok pengelolaan minyak yang dihasilkan tetapi untuk limbahnya akan digunakan untuk hijauan pakan ternak,” lanjutnya.
Setelah terbentuk kelompok tersebut, lanjut Nur Lailiyah, SBI unit Narogong juga membentuk kelompok pemberdayaan ekonomi untuk produk turunan yang disebut kelompok Pusaka, Perempuan Sadar Berkarya. “Kami membentuk kelompok-kelompok yang menjadi siklus pemberdayaan ekonomi. Nah untuk pengelola produk turunan atsiri atau hasil penyulingan tadi kami membentuk kelompok Pusaka, perempuan sadar berkarya,” tegasnya.
“Ini terdiri dari delapan orang perempuan, remaja dari tiga desa yang sebelumnya tidak memiliki kegiatan usaha produktif. Ini kami pantau omsetnya per maret ini sudah Rp 75 juta dan kita juga mulai mendorong untuk digitalisasi marketing (go digital),” lanjutnya.
Penulis: Abdullah Suntani