Jakarta, TopBusiness – Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau yang familiar disebut AirnAv Indonesia konsisten dalam mengembangkan human capital atau sumber daya manusia (SDM)-nya. Mengingat perannya sangat strategis dalam dunia penerangan.
Ya, AirNav lah yang mengatur navigasi penerbangan atau mengatur lalu lintas penerbangan bagi pesawat-pesawat yang mau take off atau pun landing (mendarat). Sehingga keselamatan jalur penerbangan turut didukung oleh SDM AirNav. Maka dari itu, peran SDM yang cakap dan ber-skill tinggi sangat dibutuhkan.
Ditambah, AirNAv sendiri ber-Visi, ‘Menjadi Penyedia Jasa Navigasi Penerbangan Bertaraf Internasional’, dengan Misi ‘Menyediakan Layanan Navigasi Penerbangan yang Mengutamakan Keselamatan, Efisiensi Penerbangan, dan Ramah Lingkungan, demi Memenuhi Ekspektasi Pengguna Jasa.’
“Apalagi memang sejak tanggal 17 Januari 2013 pukul 00.01 WIT, seluruh pelayanan navigasi penerbangan beserta sumber daya manusia dan peralatan-peralatan yang ada di 26 bandar udara (bandara) yang dikelola oleh PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) resmi dialihkan ke AirNav Indonesia. Makanya pengelolaan dan kekuatan SDM menjadi kuncinya,” tutur Novy Pantaryanto Kepala Divisi Adminsitrasi dan Hubungan Industrial AirNav yang menggantikan Bagus Sunjoyo, Direktur SDM dan Umum AirNav dalam sesi penjurian Top HC Awards 2023 secara daring.
Kata Novy, AirNav mempunyai layanan sesuai PP No 77 tahun 2012 tentang Perum LPPPNPI sendiri adalah ATS yaitu layanan lalu lintas udara (air traffic service), COM yaitu layanan komunikasi penerbangan (aeronautical communication service), AIS yaitu layanan informasi penerbangan (aeronautical information service), MET yaitu layanan informasi cuaca penerbangan (aeronautical meteorology information service), dan SAR yaitu layanan pencarian dan penyelamatan kecelakaan penerbangan (search and rescue service).
AirNav sendiri mengelola dan melayani operasional navigasi penerbangan di ruang udara seluas 7,539,693 Km2. Ruang udara tersebut dibagi menjadi 2 Flight Information Region (FIR) yang dikelola oleh 2 pusat pelayanan lalu lintas udara, yaitu Jakarta Air Traffic Service Center untuk Jakarta FIR seluas 2,593,150 Km2 dan Makassar Air Traffic Service Center untuk Ujung Pandang FIR seluas 4,946,543 Km2.
“Di ruang udara seluas itu, berdasarkan data tahun 2019 (sebelum pandemi COVID-19), AirNav Indonesia melayani rata-rata 6,125 pergerakan pesawat udara per harinya, baik yang sifatnya take-off/ landing, maupun penerbangan lintas (overflying) antar Negara,” ujar dia.
Saat ini, AirNav Indonesia mengelola total 291 jaringan kantor navigasi Penerbangan yang terdiri atas: 28 Kantor Cabang, 1 Pusat Informasi Aeronautika, 36 Kantor Cabang Pembantu, dan 226 Unit.
Dan dari 291 titik lokasi tersebut, terang Novy, AirNav Indonesia mengelola jaringan layanan navigasi penerbangan berupa: 2 Area Control Center (ACC), 10 Approach Control Unit (APP) Surveillance, 11 Approach Control Unit (APP) Procedural, 18 Approach Control Unit (APP) – Tower (TWR) Combine, 31 Tower (TWR), 11 Aeronautical Information Service (AIS), 218 Aerodrome Flight Information Service (AFIS), dan 14 Flight Service Station (FSS).
Pengelolaan SDM dengan E-Chain
Dijelaskan Novy, untuk mengelola SDM yang tersebar ke 291 lokasi di Republik Indonesia, AirNav memanfaatkan system pengelolaan SDM berbasis elektronik (daring) yang disebut Electronic – Competitiveness Human Resources of Airnav Indonesia atau yang biasa disebut E-Chain.
Adapun seiring berjalannya waktu, AirNav Indonesia terus melakukan pengembangan E-Chain pada awalnya hanya berfungsi sebagai sarana penyimpanan data SDM menjadi sebuah sistem yang digunakan untuk mempermudah pengelolaan SDM seperti Integrasi SAP HCM untuk Remunerasi Karyawan, Presensi Online, SPPD online, Restitusi Kesehatan Online, Pengajuan Cuti dan Izin Online, serta Pengajuan Pelaksana Tugas dan Pelaksana Harian Online.
“E-CHAIN adalah software yang didesain untuk membantu Perusahaan memenuhi kebutuhan data dalam pengelolaan SDM sekaligus mengingkatkan produktifitas manajemen dan karyawan. Dan e-Chain ini bertransformasi mengikuti era perkembangan teknologi dan strategi manajemen,” tutur Novy yang juga mantan Kepala Divisi Keselamatan dan Jaminan Kualitas Airnav Indonesia itu.
e-Chain ini digunakan sebagai single sign on (SSO). Akun e-Chain dapat diguankan untuk log-in ke aplikasi ArsipKu, SWORD, AMEL, dan seterusnya. Dan jika ada update data organisasi, jabatan, delegasi PT/PH dan karyawan dalam e-chain akan di-update juga dalam ArsipKu,” pungkas dia.
Adapun nilai aplikasi E-Chain sesuai data Payroll Boz adalah sebanyak Rp1.447.800.000 dan aplikasi e-Chain yang dibuat sejak 2016 itu dengan estimasi nilai aplikasinya adalah Rp11.582.400.000.