Jakarta, TopBusiness – Di balik sukses sebuah perusahaan atau organisasi ada peran Sumber Daya Manusia (SDM) di dalamnya. Tak ayal, keberadaan SDM menjadi suatu yang sangat penting. Sebagai perusahaan perbankan, PT BPR Bank Bantul (Perseroda) atau Bank Bantul tak menampik akan hal tersebut.
“Kami bisa bilang mungkin tidak hanya di Bank Bantul, di seluruh lembaga bisnis, bahwa SDM itu menjadi suatu yang sangat penting. Karena yang membedakan yang menjadi suksesnya suatu lembaga itu adalah yang paling penting adalah di aset Sumber Daya Manusianya. Untuk itu, di kepemimpinan kami dari tahun kemarin sampai sekarang hal-hal yang akan kita optimalkan tentunya adalah di SDM,” ujar Bambang Suryo Wibowo, Direktur Utama PT BPR Bank Bantul dalam paparannya di hadapan dewan juri TOP Human Capital (HC) Awards 2024 yang digelar secara virtual oleh Majalah TopBusiness, Kamis (26/9/2024) lalu.
Bank Bantul diketahui memiliki visi, yakni Unggul, Profesional, dan Bermanfaat. Dan untuk mewujudkan visi tersebut, Bank Bantul memiliki empat misi yang dijabarkan Bambang Suryo pada sesi penjurian ini.
“(Pertama) adalah bagaimana membuat perbankan atau Bank Bantul ini unggul dengan tetap menjunjung etika dan prinsip-prinsip tata kelola. Karena kita yakni bisnis itu akan tahan lama atau berkesinambungan ketika ada prinsip-prinsip yang kita jaga dalam hal ini adalah etika dan tata kelola. Kemudian kami juga dituntut untuk berkomitmen memberikan pelayanan yang berkualitas dengan profesionalisme SDM, dan dukungan infrastruktur yang terbaik,” ujar Bambang.
“Ketiga, tentunya produk-produk yang diakun perbankan itu rata-rata bersifat sejenis, tetapi kami lebih pada titik untuk melengkapi produk, bagaimana konsumen itu ketika di tempat lain, di tempat kami juga ada. Kemudian, yang terakhir tentunya misi kami adalah memberikan yang terbaik kepada stake holder,” sambungnya.
Pengelolaan SDM
Bicara mengenai pengelolaan sumber daya manusia, tentunya tak lepas dari proses perencanaan dan strateginya. Di sini ada beberapa hal yang dijabarkan Bank Bantul berkaitan dengan HC Planning dan Strategic, mulai dari Manpower Planning, Perekrutan yang efektif, Pelatihan dan pengembangan berkelanjutan, Mempertahankan SDM, Penilaian Kinerja dan pemberian insentif/penghargaan, serta Pengelolaan data dengan tertib.
“Ketika bicara SDM tentunya di Bank Bantul adalah bicara bagaimana mulai dari awal merekrut sampai dengan ketika karyawan itu purna. Jadi, bagaimana merekrut, kemudian menambah kompetensi, mempertahankan, berikut sampai juga dengan istilahnya pemberian penghargaan,” jelas Bambang.
Poin pertama, dari sisi Manpower Planning perusahaan bekerja sama dengan kepala bagian unit kerja untuk mengetahui kebutuhan dan jumlah skill.
“Sekarang SDM kami (ada) 138 orang dengan pejabat eksekutifnya 8 orang kemudian kami masih beberapa yang perlu kita tingkatkan yaitu kita masih ada outsourcing untuk pekerjaan yang mungkin sebenarnya agak pokok, yaitu marketing. Karena memang kami membutuhkan hal-hal yang bersifat istilahnya mengajak mereka untuk mencari, memasarkan, dan kalau berhasil baru akan kita nilai,” ujarnya.
Adapun berkaitan dengan pengoptimalan SDM, Bank Bantul telah melakukan berbagai upaya seperti melakukan asesmen, coaching, rotasi, dan mutasi. Kemudian Bank Bantul juga sudah menyesuaikan kebutuhan SDM dengan target bisnis.
Lebih jauh diungkap Bambang, dalam hal rekrutmen pegawai, Bank Bantul biasanya melakukannya dengan mengumumkannya di media internal serta bekerja sama dengan pihak-pihak penyedia tenaga kerja, kampus dan sekolah.
“Di sini kami menggaet, kebetulan ada tiga vendor yang menyediakan tenaga kerja sekaligus pihak-pihak di mitra kerja kita di sekolah-sekolah, kami punya universitas, kami punya SMK ini kami punya pernah minta tenaga kerjanya,” jelasnya.
Tidak hanya itu, dalam hal rekrutmen pegawai perusahaan juga menempuh jalur Pro-hire yang telah dilakukan beberapa kali. Hal ini dilakukan sebagai solusi ketika sesuatu kapasitas yang tidak ada di internal bisa didapat di Pro-hire.
Untuk meningkatkan kemampuan SDM-nya, Bank Bantul juga memberikan kesempatan para pegawainya untuk mengikuti pelatihan.
“(Untuk) pelatihan, mungkin sama di semua bidang, utamanya dalam meningkatkan kemampuan untuk menjalankan tugas. Dalam hal ini kita setiap tahunnya rata-rata (mengalokasikan) biaya pendidikan Rp700-800 juta. Dan Alhamdulillah, hampir setiap tahun tidak ada persoalan dengan pemeriksaan karena memang sudah sesuai dengan rencana kerja.
Adapun beberapa inisiatif juga telah dijalankan perusahaan untuk pengembangan SDM, dilakukan dalam bentuk pendidikan formal, kemudian pelatihan-pelatihan yang bersifat sertifikasi, kemudian juga pelatihan-pelatihan yang bersifat penambahan kemampuan.
Tidak berhenti sampai di situ, Bank Bantul juga menjalankan kebijakan berupa pemberian kompensasi kepada pegawainya. Seperti dikatakan Bambang, hal ini dilakukan untuk mempertahankan suatu bentuk performa karyawan dan memberikan mereka kenyamanan bekerja sampai dengan ketika purna (tugas).
“Ini menjadi concern kami di Bank Bantul, di sini bisa (berupa) Gaji Pokok, Bonus, Insentif, ini kami sediakan. Dan Alhamdulillah, kalau dibilang istilahnya keluar masuknya pegawai kami hampir jarang, kalau pensiun dini itu pasti di atas 21 tahun. Jadi, jarang kami melihat pegawai keluar itu karena kurang nyaman,” tandasnya.
Lalu, hal penting yang juga dilakukan Bank Bantul terkait dengan pengelolaan SDM, yakni penilaian pegawai. Ada dua aspek dalam penilaian pegawai yang dilakukan Bank Bantul, yakni aspek teknis dan aspek perilaku. “Ini (penilaian pegawai) Ini per semester kami lakukan,” tandas Bambang.
Inisiatif lain terkait pengelolaan SDM dari Bank Bantul juga mencakup perlindungan kerja dan kegiatan karyawan.
“Kegiatan karyawan kita lakukan supaya mereka tidak jenuh berikut kami semakin kompak dan tentunya kegiatan rohani bisa menjaga integritas dalam hal ini,” tutupnya.
Editor: Busthomi